Dekan FUFP UIN Alauddin Menerima Koro’ang Mala’bi’ Terjemahan al-Qur’an

  • 12 Desember 2019
  • 12:00 WITA
  • Kaslam
  • Berita

FUF Online (12/12/2019), Dekan Fakultas Ushuluddin, Filsafat dan Politik (FUFP) UIN Alauddin Makassar, Dr. Muhsin Mahfudz, M.Th.I.,  menerima KORO’ANG MALA’BI’, al-Qur’an Terjemahan Bahasa Mandar dan Indonesia, sebuah karya prestisius dari Putra Mandar, Prof. Dr. H. Muh. Idham Khalid Bodi, M.Pd. Penyerahan Koro’ang Mala’bi’ tersebut diserahkan dalam acara Lounching Koro’ang Mala’bi’ yang merupakan rangkaian dari acara Diseminasi Hasil Penelitian dan Pengembangan di Kawasan Timur Indonesia 2019 yang dilaksanakan oleh Balitbang Agama Makassar. Acara tersebut dihadiri oleh berbagai lembaga keagamaan dan pemerintah, serta para peneliti dari Litbang Agama dan berbagai kampus di Sulawesi Selatan.

Penyerahan Koro’ang Mala’bi’ tersebut merupakan implementasi atau tindak lanjut dari nota kesepahaman (MoU) yang telah dilakukan pada bulan September 2019 lalu. Menurut penulis Koro’ang Mala’bi’, pemberian al-Qur’an Terjemahan Bahasa Mandar ini sebagai bentuk penghargaan kepada Fakultas Ushuluddin, Filsafat dan Politik yang selama ini telah berperan aktif dalam penerjemahan al-Qur’an ke dalam Bahasa Daerah Bugis dan Tanah Toraja.

Dalam kesempatan itu, Dekan FUFP menyampaikan apresiasi yang sangat tinggi atas penyerahan al-Qur’an Terjemahan Bahasa Mandar oleh penuisnya langsung. “Atas nama civitas akademika FUFP menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya atas penyerahan Koro’ang Mala’bi’ ini. Selain tujuan agar dibaca dan dikaji oleh mahasiswa FUFP, Koro’ang Mala’bi’ tersebut juga melengkapi referensi mengenai terjemahan al-Qur’an dalam Bahasa Daerah di Sulawesi Selatan” demikian ungkap Dekan FUFP.

Sebagai pusat kajian sumber otoritatif keagamaan dan sosial, FUFP UIN Alauddin Makassar telah memberikan perhatian khusus terhadap upaya menerjemahkan teks-teks keagamaan melalui bahasa lokal. Hal tersebut dalam rangka berperan aktif dalam menfasilitasi “perjumpaan” antara teks otoritatif keagamaan dengan kearifal lokal agar faham-faham keagamaan lebih menyajikan moderasi beragaman yang menghargai keragaman identitas keagamaan.